Pernikahan adalah sebuah keputusan besar dalam hidup. Mengambil
keputusan untuk mengakhiri kesendirian melalui pernikahan memang bukan
keputusan yang mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan secara matang.
Salah satunya adalah kesamaan pandangan. Dengan menikah, jalinan cinta kasih
akan tumbuh semakin kuat dan menimbulkan perasaan nyaman dan tenang. Dengan
memiliki alasan yang tepat untuk menikah, perkawinan Anda pasti akan membawa
kebahagiaan.
1. Menerima Dia Apa Adanya
Menikah karena harta atau uang gara-gara Anda
takut hidup sengsara adalah alasan yang buruk. Materi memang perlu, tapi jika
harta atau uang adalah dasar Anda menikahi seseorang, sebaiknya dipikirkan
kembali. Apa artinya hidup bergelimang harta tanpa adanya cinta. Harta dapat
pergi kapan saja. Begitu pula dengan cinta yang tumbuh karena harta. Tapi cinta
sejati tetap tinggal di hati dan menjaga cinta Anda berdua, meski si dia tak
masuk dalam kategori orang terkaya di dunia. Cintai dia apa adanya, karena jika
ditanya, Anda pasti ingin mendapat perlakuan serupa.
2. Membahagiakan Diri Anda
Seorang anak berkewajiban untuk berbakti kepada
orangtua atau keluarga. Sekadar memenuhi tuntutan orangtua, menjadi alasan Anda
mengajak pasangan menikah. Hal ini antara lain karena orangtuanya sakit keras
dan ingin melihat anak hidup bahagia, ingin segera menggendong cucu, atau sudah
cocok dengan pasangan Anda. Hei, Andalah yang akan menjalani pernikahan, bukan
orang lain. Jika diminta memilih, orangtua pasti lebih suka melihat Anda
bahagia daripada hidup merana akibat terburu-buru menikah atau salah memilih
pasangan. Apalagi jika alasannya adalah karena ingin membahagiakan mereka.
3. Memahami Beda Antara Cinta dengan Simpati
Rasa kagum dan simpati merupakan ungkapan perasaan
senang kepada seseorang. Tapi jangan diartikan sebagai cinta. Rasa simpati dan
kagum jelas berbeda dengan cinta. Cinta perlu diuji dalam suka dan duka serta
dengan mata terbuka. Sedangkan simpati dan kagum tidak tahan uji dan tidak akan
bertahan lama.
4. Mencintai Kebaikan Hati Pasangan
Kecantikan atau ketampanan terkadang menjadi
motivasi seseorang untuk memilih seorang pendamping hidup. Buat apa punya
pasangan tampan jika dia gemar membagi hati? Apa gunanya punya kekasih secantik
Miss Universe kalau dia sering membuat Anda mengurut dada? Kecantikan dan
ketampanan bakal luntur seiring dengan bertambahnya usia. Pilih pasangan yang
memiliki kebaikan hati. Itu yang paling utama. Si dia akan tetap setia di sisi
Anda meski kerutan di kulit dan uban di kepala muncul seiring bertambahnya usia.
5. Seks Hanya Sebagai Bumbu Penyedap
Wah-wah, jika seks yang jadi alasan Anda menikai
seseorang, kemungkinan besar pernikahan itu tak akan bertahan lama. Seks adalah
hal yang sakral dan penting dalam hubungan suami-istri. Tetapi jangan jadikan
seks sebagai menu utama dalam perkawinan karena ia hanya bertindak sebagai
pelengkap. Anda tentu tak mau terjerat dalam kesusahan yang Anda ciptakan
sendiri.
6. Percaya, Segala Sesuatu Ada Waktunya
Meski masih ada sebagian orang yang merasa
khawatir jika di usia kepala tiga belum juga menikah, Anda tak akan
terpengaruh. Orang-orang di sekitar Anda boleh saja sudah berumah tangga dan
mempunyai anak. Tapi Anda akan tetap bersabar hingga Tuhan menuntun orang yang
tepat ke depan pintu Anda? Tak perlu menurunkan kriteria pasangan hanya karena
Anda ingin segera menikah. Sabar, berdoa, dan percaya bahwa Tuhan sudah
menyediakan yang terbaik untuk Anda.
7. Bersikap Masuk Akal
Sebagian besar pasangan suami istri menginginkan
keturunan. Tentu tidak mungkin memiliki anak tanpa pasangan. Namun, bukan
berarti demi mendapatkan anak, Anda segera menganggukkan kepala ketika seorang
jodoh yang tak Anda kenal disodorkan di depan mata. Membesarkan anak adalah
tanggung jawab besar. Maka pilihlah pasangan yang mampu membantu dan merawat si
buah hati dengan cara yang baik dan benar.
8. Kasih, Bukan Kasihan
Rasa kasihan biasa ada di dalam hati manusia.
Tetapi tidak boleh dijadikan alasan Anda untuk menikah.Salah satu dasar sebuah
pernikahan yang sehat adalah kasih yang tulus, bukan rasa kasihan.
10. Diri Anda Bukan Alat Pembayar Utang
Orang yang berbuat baik pada Anda perlu dibalas
kebaikannya. Tapi bukan dengan pernikahan. Karena diri Anda bukanlah alat
pembayar utang budi. Berpikir dan bersikap bijak dalam hal ini. Anda bisa tetap
membalas kebaikan itu dengan cara lain, bukan dengan menikahi orang tersebut.
11. Target Boleh Berlalu
Masih ada beberapa orang yang menargetkan akan
menikah di usia tertentu. Jangan khawatir jika saat usia yang ditargetkan tiba
tapi Anda belum juga punya pasangan. Jika Anda resah, hal itu justru akan
melemahkan semangat Anda untuk menemukan pasangan sejati yang sesuai dengan
kriteria Anda. Lebih baik tetap bersikap positif. Jalani hubungan dengan
pasangan Anda sambil saling menjajaki dan memantapkan rencana.
So...mari tambah pegatahuan sebelum anda memutuskan untuk menikah
So...mari tambah pegatahuan sebelum anda memutuskan untuk menikah
EmoticonEmoticon